Dunia Biologi
I.
Judul
“Analisa
Kualitatif Protein”
II.
Tujuan
“Mempelajari
beberapa reaksi uji terhadap protein dan asam amino”
III.
Landasan
Teori
Protein
adalah zat-zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separo zat-zat
yang berbentuk padat di dalam jaringan manusia dan binatang mamalia terdiri
atas protein. Protein mempunyai peranan yang penting, karena ia bertanggung
jawab untuk menggerakkan otot-otot. Protein hemoglobin mempunyai peranan untuk
mengangkut oksigen dari paru-[aru ke jaringan seluruh tubuh.
Protein
tersusun atas karbon 50-55%. Hydrogen 6,5-7,3 %, oksigen 20-24 %, nitrogen
15-18 %, belerang 0,4-2,5 %, pospor 0,1-1,0 %. Protein terdapat antara lain di
dalam kulit, rambut otot, tanduk sutera, putih teliur, dan sebagainya. Protein
terdiri dari molekul-molekul yang besar yang mempunyai berat molekul antara
12000 hingga beberapa juta. Di dalam
tubuh manusia terjadi siklus protein artinya protein dipecah menjadi komponen
yang lebih kecil yaitu asam amino atau peptida. Terjadi juga sintesis protein
baru untuk mengganti yang lama. Praktis tidak ada sebuah molekul protein pun
yang disintesis untuk dipakai seumur hidup.
Terdapat
ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan
ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil
terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan
detergen.Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan
yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Beberapa makanan sumber protein adalah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan
tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan
untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber
energi apabila tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak.
Uji protein
dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsif
:
· Uji Biuret : pembentukan senyawa
kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh Cu²‡ dengan gugus –CO dan
–NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana basa.
· Pengendapan dengan logam : pembentukan
senyawa tak larut antara protein dan logam berat.
· Pengendapan dengan garam : pembentukan
senyawa tak larut antara protein dan ammonium sulfat
· Pengendapan dengan alcohol : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan alcohol
· Uji koagulasi : perubahan bentuk yang
ireversibel dari protein akibat dari pengaruh pemanasan.
· Denaturasi protein : perubahan pada
suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrim.
Protein
dapat mengalami kerusakan yang biasa disebut dengan denaturasi protein. Hal iu
terjadi bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein
berubah. Sebagian protein globuler mudah mengalami denaturasi. Jika ikatan
ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak, molek akan
mengembang. Kadang-kadang perubahan memang dikehendaki dalam pengolahan
makanan, tetapi sering pula dianggap merugikan sehingga perlu dicegah.
IV.
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan adalah tabung reaksi, gelas piala, pipet tetes, pipet Mohr, kertas
saring, corong, dan penangas air. Sementara bahan-bahan yang digunakan adalah
putih telur, susu, kaldu, kacang hijau, tahu, pereaksi biuret, ninhidrin, H2SO4,
NaOH, HNO3, CuSO4, HgCl2, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl, Pb-asetat, etanol, asam
asetat, dan buffer asetat pH 4,7.
V.
Cara
Kerja
1. Uji
Millon
-
2 ml sampel + 1 ml
pereaksi merkuri sulfat ( 1% HgSO4, dilarutkan dalam 10% asam sulfat).
-
Panaskan, sampai
terjadi endapan kuning.
-
Kemudian dinginkan
dengan air mengalir + 1 tetes NaNO2 1%.
-
Panaskan lagi hingga
endapan atau larutannya menjadi merah.
2. Uji
Biuret
-
3 ml sampel + 1 ml NaOH
40%
-
Tambahkan setetes demi
setetes larutan 0,5 % CuSO4 sampai terbentuk warna biru, ungu, atau merah.
3. Denaturasi.
Flokasi dan Koagulasi
-
Masukkan 3 ml sampel ke
dalam tabung reaksi
-
Panaskan dengan api
kecil
-
Amati apa yang terjadi.
VI.
Hasil
Pembahasan
Pada percobaan
ini ada 5 macam bahan yang di uji, yaitu larutan kacang hijau, tahu, putih
telur, kaldu, dan susu. Kelima bahan ini
akan di uji menggunakan uji Millon, uji Ninhidrin, uji Biuret, denaturasi,
plokasi dan koagulasi.
1.
Uji
Millon
Pada
uji millon ini bahan direaksikan dengan pereaksi millon. Serta dilakukannya
pemanasan dan penambahan 1 tetes NaNO2 1%. Percobaan pertama dilakukan pada
larutan kacang hijau. Saat larutan kacang hijau ditambahkan dengan pereaksi
millon dan dipanaskan tidak terdapat endapan kuning, namun warna larutannya
menjadi merah muda. Setelah larutan tersebut didinginkan dan ditambah dengan 1
tetes NaNO2 dan dipanaskan lagi warna larutannya menjadi merah tua. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil uji positif. Meskipun tidak adanya endapan kuning. Hal
ini mungkin dikarenakan oleh pengamatan yang kurang teliti ataupun kesalahan
dalam kerja.
Bahan
kedua yaitu tahu. Setelah dilakukan percobaan dan pengamatan pada tahu,
didapatkan endapan yang berwarna kuning, dan larutannya menjadi berwarna merah.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji positif. Bahan ketiga yaitu putih telur.
Sebelum dipanaskan warna campuran putih telur dengan peraksi millon berwarna
putih. Namun setelah dipanaskan terbentuk endapan kuning, dan putih telur
tersebut memadat (menggumpal). Jadi hasil uji dari putih telur iniyaitu
positif.
Bahan
keempat yang kami uji yaitu larutan kaldu.
Sebelum dipanaskan warna campurannya putih. Namun setelah mengalami
pemanasan larutan campuran kaldu tersebut berubah menjadi warna kuning dan
terdapat endapan warna putih. Berarti hal ini menunjukkan bahwa hasil uji juga positif pada kaldu. Akan tetapi larutannya yang tetap berwana
kuning kemungkinan menunjukkan bahwa kandungan protei pada kaldu ini lebih
sedikit dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain.
Terakhir
yaitu percobaan pada susu. Sebelum dipanaskan warnanya putih. Setelah
dipanaskan warna susu dan cmpuran pereaksi millon menjadi merah muda. Setelah
mengalami pendinginan, pencampuran NaNO2, dan pemanasan lagi, warna larutan ini
menjadi merah tua, namun tidak terdapat endapan. Meskipun demikian hasil ini
sudah menunjukkan bahwa hasil uji adalah positif karena warna larutannya merah
tua. Untuk masalah tidak terdapatnya endapan, hal ini mungkin dikarenakan
kesalahan dalam kerja, terkontaminasinya bahan ataupun kurang cermatnya dalam
mengamati.
Jadi
berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan pada uji millon, didapatkan
hasil bahwa semua bahan menunjukkan hasil uji yang positif.
2.
Uji Biuret
Pada
uji Biuret ini masing-masing bahan direaksikan dengan NaOH 40% dan 0,5% CuSO4.
Bahan pertama yang kami uji yaitu kacang hijau. Dari hasil percobaan dan pengamatan, terbentuk
endapan berwarna biru, dan warna larutannya coklat kemerahan. Ini menunjukkan
hasil uji yang positif. Percobaan kedua yaitu dengan tahu. Setelah dilakukannya
uji biuret pada tahu ternyata terbentuk endapan berwarna biru dan larutannya
berwarna merah muda. Hal ini juga menunjukkan hasil uji yang positif pada tahu.
Bahan
ketiga yaitu putih telur. Dari hasil pengamatan terbentuk dua lapisan pada
campuran putih telur dengan NaOH dan CuSO4. Larutan lapisan atas berwarna ungu
sedangkan larutan lapisan bawah berwarna kuning. Warna ungu menunjukkan bahwa
hasil uji positif. Namun kami tidak mengetahui penyebab adanya 2 lapisan warna
pada percobaan ini. Mungkin saja ini disebabkan karena beberapa factor,
diantaranya kesalahan dalam kerja. Bahan keempat yaitu kaldu. Hasil ujinya positif
karena terdapat endapan biru dan warna larutannya juga biru. Selanjutnya pada
susu juga terdapat endapan biru dan warna larutannya ungu muda. Jadi susu juga
memberikan hasil uji yang positif.
Dengan
demikian berdasarkan hasil percobaan ternyata semua bahan menunjukkan hasil uji
positif terhadap uji biuret ini.
3.
Denaturasi,
Flokasi, dan Koagulasi
Untuk
mengetahui denaturasi protein ini, maka bahan-bahan (sampel) harus dipanaskan
di atas api yang kecil. Percobaan pertama kali kami lakukan pada kacang hijau.
Tidak telihat adanya perubahan apapun pada kacang hijau ini. Itu berarti kacang
hijau ini tidak mengalami denaturasi,flokasi ataupun koagulasi.
Selanjutnya pada
tahu, kami berhasil mengamati adanya endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa
tahu mengalami denaturasi.
Bahan
ketiga yaitu putih telur. Setelah dipanaskan putih telur ini menggumpal
(memadat). Dengan kata lain putih telur ini mengalami denaturasi. Bahan keempat
adalah air kaldu ayam. Tidak ada endapan ataupun gumpalan pada air kaldu ini,
yang berarti bahwa air kaldu ini tidak mengalami denaturasi, flokasi ataupun
koagulasi. Terakhir yaitu pemanasan pada susu. Berdasarkan hasil pengamatan
terlihat adanya endapan putih pada susu yang telah dipanaskan tadi. Hal ini
berarti struktur protein pada susu tersebut telah rusak (mengalami denaturasi).
Jadi
berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa bahan
(sampel) yang mengalami denaturasi yaitu tahu,putih telur dan susu. Sedangkan
kacang hijau dan kaldu tidak mengalami denaturasi.
VII.
Kesimpulan
1. Ada
beberapa reaksi uji protein yang dapat
dilakukan diantaranya yaitu uji millon, uji biuret dan prinsip denaturasi.
2. Pada
reaksi millon, uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih dari
senyawa merkuri. Uji millon dapat menguji protein yang mengandung tirosin atau
triptofan yang akan memberikan warna merah.
3. Uji
Biuret yaitu pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk
oleh Cu²‡ dengan gugus –CO dan –NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana
basa. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya biru,ungu sampai merah.
4. Denaturasi
protein yaitu perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang
sangat ekstrim,misalnyan tekanan tinggi, pemanasan, pengaruh bahan kimia,dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden ,
Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 2010.
Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga
Hart, Harolt.
1990. Kimia Organik. Jakarta :
Erlangga
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2009. Kimia Organik.
Yogyakarta : UGM Press
Santoso, H. 2008. Protein dan Enzim. http://www.heruwn.teachnology.com
di akses pada tanggal 13 Desember 2012.
Komentar
Posting Komentar