Jejak Pani Aswin

Alhamdulillah sudah terlewat minggu kedua dalam perjalan yang cukup panjang ini. Mengejar Magister di Universitas Negeri Malang yang terkenal sebagai kampus nomor satu dalam bidang inovasi pendidikan. Dosen-dosennya yang profesional dan memiliki kemampuan menghasilkan lulusan berkompeten. Aku memiliki dua genre cerita untuk minggu yang telah terlewati. Pertama, cerita yang beraroma kecerian dan kedua memiliki rasa kekecewaan. Baiklah aku akan menceritakan kecerian ku minggu ini. Rasa syukurku sangat besar bisa merasakan kuliah di sini, penyebabnya adalah dosen pendidikan biologinya sangat inspiratif, memotivasi dan memberikan wejangan. Pelajaran yang diberikan diarahkan untuk menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Semua dosen hampir semuanya bertitle profesor dan memiliki keahlian. Pemikiran mereka bukan satu atau dua tahun ke depan, melainkan jauh melangkah kedepan. Bahkan mereka sudah memperediksikan bagaimana situasi pembelajaran 50 tahun kedepan. Untuk itu, Universitas N

Rasa penak dengan tugas-tugas kuliah tiap kali menghampiri. setiap hari sili berganti tugas kuliah terus ada dan tak tahu kapan redanya. belum lagi dengan ocehan dosen di dalam kelas yang terkesan keras dan maksa untuk mengerjakan hal tersebut. parahnya lagi tanpa penjelasan yang cukup, dosen memberikan tugas, jika terjadi kesalahan dalam menafsirkan maka merah adalah resiko paling kecil. Setiap hari melangkahkan kaki dan mengayunkan tangan, naik tangga dan turun tangga gedung perkuliahan. semuanya membuat diri menjadi lelah, lelah pikiran dan perasaan. begitulah umumnya yang kita rasakan sebagai penimba ilmu. Hal yang menjadi penyadarku saat semua kejenuhan dalam menuntut ilmu menghampiri adalah, nasihat yang dalam dari ulama besar, imam Syafi'i. nasihat itu terus aku baca saat kepenakan dan kebosanan serta rasa ingin menyerah dalam memamhami materi-materi kuliah yang membingungkan ini. Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru. Sesungguhnya gagalnya mempelajari

Perjalanan kali ini bercerita tentang satu tempat yang sudah terkenal dengan khiasannya, "Parisnya Indonesia". Kenapa alasan tersebut tersematkan, nanti aku certikan di bagian selanjutny. Kisah jejakku kali ini yaitu Kota Kediri, apa yang kalian ingat dengan kota ini ? ada yang tahu Gudang Garam ? ya kota ini adalah tempat industri rokok Gudang Garam Indoneisa, tentunya sudah sangat masyur di bumi pertiwi ini. Sebagian besar produk rokok di hasilkan di kediri. Selain itu apa lagi ? Familiarkah kalian dengan nama  Pare ? jika ya pasti selanjutnya akan terbayangkan 2 kata, yaitu kampung inggris. Ya, benar sekali Pare yang terkenal dengan kampung inggris juga berada di Kediri ini. Sehingga, banyak sekali pelajar luar kediri yang datang untuk belajar di kampung inggris. Aku berada dikediri selama 2 hari. Jarak kediri dari kota Malang memakan waktu 4 jam dengan kereta api kelas ekonomi. Ini juga menjadi pengalaman pertama ku bepergian dengan menggunakan kereta api, setelah hampi

Suasan Saat Menunggu Dosen  Dulu, aku selalu diingatkan bahwa, pertemuan pertama itu sangat menentukan kesan selanjutnya. 10 menit pertama di dalam kelas akan menentukan 80 menit berikutnya. jadi, pertemuan pertama sangat mentukan segalanya.  Ingatan itu selalu terpatri di dalam ingatanku. Jika ingin melakukan sesuatu yang baru dan akan berkenalan dengan seseorang maka 10 menit pertama akan menentukan kesan diri ini dipadangan orang lain.  Mikrobiologi  Minggu pertama mengejar magister memiliki cerita. Semester ke I ini aku mengambil 7 jenis mata kuliah (desain pembelajaran biologi, filsafat sain, biologi molekuler, metodologi kualitatif, kuantitatif, landasan pendidikan, statistik biologi, mikrobio lanjut, ekologi) dengan total beban sks 17 SKS. Jadwal kuliah dari Selasa hingga Jumat, hanya 4 hari lebih sedikit dibandingkan dengan S1 dulu yang kuliah 5 hari.  Hmm... dari 4 hari perkuliahan S2, 3 hari jadwal kuliah dimulai dari 07.00 dan pulang 07.00 malam. Bu