TERINSPIRASI KEMUDIAN MENGINSPIRASI
Bagiku, bermimpi itu sangat mengasyikan dan menyenangkan. Mimpi bisa membuat seseorang mampu menggapai apa yang belum ia gapai . Selain itu, mimpi juga mampu menggerakan badan dan pikiran untuk melakukan sesuatu lebih dari sebelumnya. Sejak dahulu, aku sangat senang bermimpi hingga sekarang ini. Apalagi setelah melihat sebuah video motivasi tentang seorang pemuda yang memiliki 100 mimpi, membuat ku tetap memelihara mimpi-mimpiku.
Aku ingin memperkenalkan seseorang yang menginspirasiku diawal perkuliahan. Namanya Riana Dharma Putra, ia adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi dan kakak tingkat ku pada saat itu. Perjumpaan ku pertama kali dengannya yaitu pada saat penyambutan mahasiswa baru biologi 2011. Ketika acara dimulai, ia yang memberikan kata sambutan dan sekaligus membuka acara. Tatapan ku tak sedikit pun telepas darinya, dalam benakku saat itu berkata hebat sekali kakak ini, ia mampu memimpin seluruh mahasiswa biologi dan menjadi panutan bagi semuanya. Aku berkata dalam diamku, nanti aku akan berdiri dimana ia berdiri, mengatakan apa yang ia katakan, memimpin apa yang ia pimpin.
Riana Dharma Putra (KETUM HIMAPBIO 2012-2013 |
Mulai saat itu, aku memelihara mimpiku, mimpi menjadi ketua umum himpunan mahasiswa biologi (Ketum Himapbio). Belajar dari video motivasi, aku tuliskan mimpi ku itu disebuah kertas dan menempelkannya di dinding kamarku. Hampir setiap pagi aku manatap coretan mimpi ku. Berharap coretan mimpi itu hanya tinggal coretan semata, karena semuanya sudah tercapai.
Tetapi aku sadar, menjadi seorang pemimpin tidak lah mudah. Pemimpin adalah yang mampu memberikan solusi, ide gagasan, dan semangat. Seorang pemimpin akan menjadi panutan bagi setiap yang dipimpinnya. Saat itu, aku bertanya kepada diriku, apakah sanggup ? apakah bisa ? apakah teman-teman mau mendengarkan arahanku ? pertanyaan itu muncul saat aku mulai membayangkan menjadi ketua hima. Aku harus belajar tentang kempemimpinan, itulah jalannya.
Sejak saat itu, aku mencari jalan menuju impian itu. Jalan pertama adalah bergabung dengan himpunan mahasiswa pendidikan biologi sebagai anggota. Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh himapbio aku selalu menawarkan diri untuk ikut tergabung dalam kepanitaan. Aku mulai mengakrabkan diri dengan kakak tingkat, terutama dengan kak Rian untuk belajar bagaimana cara ia memimpin.
Kemudain aku berpikir, jika hanya bergabung dengan himapbio maka kecepatan ku belajar tentang kepemimpinan akan sama dengan temanku sesama anggota saat itu. maka setelah mendapatkan sebuah rumus canggih tentang kesuksesan memimpin dari sebuah buku, aku kemudian mencoba melakukannya. Rumus canggih itu berbicara tentang percepatan. Jika seseorang terlebih dahulu menguasai sesuatu dan engkau baru saja ingin memulainya maka kamu tidak akan menggapainya. Maka yang harus dilakukan adalah percepatan, berlatih,belajar 2 kali 3 kali lebih dari yang dilakukan olehnya.
Untuk mendapatkan percepatan itu, aku begabung dengan unit kegiatan mahasiswa (UKM) tingkat fakultas.Pilihanku adalah FOSI (Forum Studi Islam). Alasanya adalah karena disana banyak sekali mahasiswa luar biasa, seperti ketuma hima dari prodi lain, mahasiswa prestasi, ketua Badan Eksekutif mahasiswa dan lainnya. Aku bisa belajar banyak dari mereka semua tentang kepemimpinan. Selain itu, nuansa islami yang selalu mengingatkan kekhilafan dan keteledoran serta kekeluargaan yang erat membuat hati ini nyaman berada di antara mereka.
Setelah 1 tahun bergabung di FOSI, aku diamanahkan menjadi koordinator bidang di kepengurusan yang baru. Selain itu, aku juga dipercaya menjadi ketua panitia musyawarah kerja himapbio atau pergantian ketua hima. Saat itu aku masih berada di semester 3 program studi biologi. Dua amanah ini sangat membantu ku untuk belajar secara praktek bagaimana memposisikan diri sebagai seorang pemimpin. Tentu saja masih banyak kekurangan, akan tetapi lebih baik mencoba dan gagal daripada tidak melakukan sesuatu apapun. Sebaik mungkin aku jalankan kedua amanah itu, karena semuanya akan menjadi bekal nanti.
Setahun kepengurusan aku menjalankan amanah sebagai koordiantor bidang di FOSI dan menjadi anggota bidang dakwah di Himapbio. Mimpiku tetap hidup, kertas impian itu masih kokoh tertempel d dinding kamarku. Aku juga sadar, seorang pemimpin tidak hanya harus pintar secara intlektual dan emosional, akan tetapi juga spritual. Semuanya harus dimiliki oleh seorang pemimpin, sehingga ia menjadi panutan yang baik bagi rekan-rekanya. Banyak sekali pemimpin yang menganggap ia paling berkuasa, bahkan mengangap dirinya Tuhan. Hal itu karena spritual sang pemimpin sangat lemah, ia meniadakan keberadaan sang Pencipta, dan melupakan bahwa Kepemimpinan adalah sebuah titipan. Sehingga, aku pupuk kecerdasan spiritual dengan mengikuti pengajian rutin seminggu sekali bersama teman-teman lintas universitas di Kota Bengkulu. Aktivitas pengajian yang memberikan materi tentang makna kehiduapan dan tujuan sebenarnya kehiduapan ini membuat aku mampu mengendalikan diri dari hal yang tidak bermanfaat. Selain itu, aku merasakan percepatan pendewasaan pada pola pikirku dalam menghadapi ujian-ujian kehidupan. Alhamdulillah.
Sebuah ungkapan dari Arai (sang-pemimpi) " bukan seberapa besar mimpimu, tetapi seberapa besar kamu untuk mimpi itu". Ungkapan ini sangat menginspirasiku. Jika aku mengartikannya, kita harus menjadi pribadi yang besar untuk impian yang besar, kita harus melakukan usaha sebesar impian kita karena Tuhan tidak akan memberikan amanah jika orang itu tak sanggup memikulnya.
Sejak saat pertemuan dengan Kak Rian, aku terus berusaha memantaskan diri. Belajar tentang kempemimpinan, berani menerima amanah, menyeimbangkan antara intlektual, emosional dan spritual. Hampir setiap hari aku pulang magrib karena mengikuti kegiatan organisasi baik himapbio maupun FOSI. Disaat teman-temanku bersantai diakhir minggu, aku tetap sibuk sebagai panitia lomba. Ketika tugas kuliah dan laporan pertanggung jawaban berbarengan, aku harus membagi waktu untuk menyelesaikan keduanya dengan mengorbankan waktu santaiku. Terkadang aku harus memilih antara perkuliahan atau menjalankan acara sebagai panitia, dan aku memilih mana yang paling prioritas, genting dan penting. Energi ku terkuras 2 kali lebih cepat dibandingkan teman-temanku yang hanya kuliah sesudah itu kembali ke rumah dan mengerjakan tugas. Satu hal yang membuat semua itu berjalan dengan baik, yaitu Allah akan memberikan sesuatu yang besar bagi orang yang besar.
Pada semester V (lima), Allah menghadirkan mimpi itu. Sebuah kerja keras tidak akan pernah mengkhiati hasil. Setelah melewati seleksi dan pemilihan yang sengit, akhirnya Allah mentakdirkan Aku menjadi ketua Umum Himpunan Mahasiswa Biologi. Alhamdulillah untuk cita-citaku tercapai dan Innalillahi karena kepemimpinan adalah sebuah ujian yang harus aku pertanggung jawabkan nanti.
Cerita ini bukanlah tentang obsesi, melainkan kisah kerja keras, terus belajar dan menceritakan bahwa jika kita meraih mimpi serta yakin akan menggapainya, maka mimpi itu akan kita dapatkan. Percayalah bahwa Allah akan memberikan mimpi itu menjadi nyata saat kita siap.
Pembukaan Biology Fair 2014 Se-Sumbangsel |
Pembukaan Kemah Bakti Sosial 2014 |
Penyerahan Piagam Penghargaan Sebagai Ketua Umum Selama 1 tahun |
TETAP BERMIMPI!! BERMIMPILAH MAKA ALLAH AKAN MENGGENGGAM MIMPI, SAAT KAMU SUDAH SIAP ALLAH AKAN HADIRKAN MIMPI ITU
sukaaa........ sukses ya dek
BalasHapushehe makasi mbak :D
BalasHapusWeh weh, bukan main abang.
BalasHapusahaha lo lo, ke palembang lagi ya tahun ini ? kamu mau tamat kuliah kapan hehe
BalasHapus